627 gr Sabu Gagal Masuk Kalsel
Lagi, Kalsel terutama Banjarmasin menjadi perhatian terkait peredaran
narkoba. Setelah terkuaknya aksi kelompok Malaysia yang mengedarkan
narkoba di Kota Seribu Sungai, petugas Bandara Juanda Surabaya, membekuk
calon penumpang pesawat Citilink menuju Bandara Syamsudin Noor,
Banjarbaru.
Calon penumpang bernama Iwan Hadi Setiawan (31) itu ditangkat petugas bandara saat melewati pintu X-ray scp 1 keberangkatan domestik. Warga Jalan Manukan Ranu VII, Surabaya itu mengaku akan menuju ke Banjarmasin.
“Pelaku langsung diserahkan ke Badan Narkotika Nasional (BNN) Jatim untuk menjalani pemeriksaan,” kata General Manager Angkasa Pura I, Trikora Harjo.
Barang bukti yang disita dari Iwan antara lain sabu seberat 627 gram yang dikemas dalam tujuh kantung plastik, uang tunai Rp 400 ribu, 5 unit ponsel, alat isap sabu (bong), buku tabungan dan sejumlah dokumen kendaraan bermotor.
Menurut Surya, berdasar hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengaku membawa sabu atas
perintah seseorang lewat telepon genggam. “Pelaku sama sekali belum pernah bertemu dengan
pemilik atau penyuruh pengiriman sabu itu. Namun, dia mengaku sempat mengisap sabu sebelum
ke bandara,” ucap Trikora.
Sebagaimana diwartakan BPost, aksi penggerebekan terhadap para terduga pengedar narkoba di
Medan, Sumut --berujung tewasnya dua terduga karena terkena tembakan polisi-- merupakan
pengembangan penangkapan terhadap tiga orang di Kalsel. Selain Deni Nantiri dan Riadi Hadi, juga
seorang berinisial MR.
Penangkapan mereka dilakukan tim khusus Mabes Polri didampingi personel Polda Kalsel, 18
April 2013 lalu. Adapun barang bukti yang disita dalam operasi rahasia itu adalah 7 kilogram sabu,
7.000 butir pil psikotropika jenis happy five, tepung ekstasi, dan cairan yang diduga mengandung
bahan narkotika. Saat diperiksa mereka mengaku mendapat barang-barang haram itu dari Medan.
Tak hanya itu, mereka juga mengatakan kerap menjadi kurir narkoba ke kota lain seperti Surabaya,
Malang, Lombok dan Denpasar. Bayarannya, Rp 10 juta setiap mengirim. Untuk mengelabuhi
pemeriksaan bandara, kelompok itu mengaku melakukan melalui cara memisah dalam jumlah
kecil-kecil lalu disisipkan di antara benda lain dalam tas.
Direktur IV Bareskrim Mabes Polri Brigjen Arman Depari membenarkan adanya operasi khusus di
Banjarmasin. Bahkan, dia mengungkapkan berdasar pemeriksaan terhadap tiga tersangka yang
dibekuk di Banjarmasin, dikirim tim khusus ke Medan. Di sana, tim menangkap Ramadhan Puja
Kusuma dan Kiki di Hotel Grand Aston.
Pada penggerebekan di kamar 1218 itu terjadi perlawanan. RPK tiba-tiba menusukkan sangkur ke
tubuh salah seorang anggota tim. Untung saja, saat itu petugas mengenakan rompi antisenjata
tajam. Karena terus melawan dan dinilai membahayakan jiwa petugas, dia dilumpukan melalui
tembakan api. RPK pun tewas di tempat.
Dari hotel itu, sembari membawa Kiki, tim menuju di Kompleks Perumahan Bukit Hijau Regency,
Medan Selayang. “Di sana Kiki berusaha lari sehingga ditembak dan meninggal dunia,” kata
Arman.
Dari salah satu rumah di Kompleks Bukit Hijau Regency yang konon dimiliki koordinator
kelompok, Mursal (kabarnya berada di Kuala Lumpur, Malaysia), tim menemukan 100 gram sabu.
Barang bukti itu melengkapi temuan di Hotel Grand Aston berupa 2,5 kilogram sabu dan sedikitnya
10.000 butir ekstasi.
Calon penumpang bernama Iwan Hadi Setiawan (31) itu ditangkat petugas bandara saat melewati pintu X-ray scp 1 keberangkatan domestik. Warga Jalan Manukan Ranu VII, Surabaya itu mengaku akan menuju ke Banjarmasin.
“Pelaku langsung diserahkan ke Badan Narkotika Nasional (BNN) Jatim untuk menjalani pemeriksaan,” kata General Manager Angkasa Pura I, Trikora Harjo.
Barang bukti yang disita dari Iwan antara lain sabu seberat 627 gram yang dikemas dalam tujuh kantung plastik, uang tunai Rp 400 ribu, 5 unit ponsel, alat isap sabu (bong), buku tabungan dan sejumlah dokumen kendaraan bermotor.
Menurut Surya, berdasar hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengaku membawa sabu atas
perintah seseorang lewat telepon genggam. “Pelaku sama sekali belum pernah bertemu dengan
pemilik atau penyuruh pengiriman sabu itu. Namun, dia mengaku sempat mengisap sabu sebelum
ke bandara,” ucap Trikora.
Sebagaimana diwartakan BPost, aksi penggerebekan terhadap para terduga pengedar narkoba di
Medan, Sumut --berujung tewasnya dua terduga karena terkena tembakan polisi-- merupakan
pengembangan penangkapan terhadap tiga orang di Kalsel. Selain Deni Nantiri dan Riadi Hadi, juga
seorang berinisial MR.
Penangkapan mereka dilakukan tim khusus Mabes Polri didampingi personel Polda Kalsel, 18
April 2013 lalu. Adapun barang bukti yang disita dalam operasi rahasia itu adalah 7 kilogram sabu,
7.000 butir pil psikotropika jenis happy five, tepung ekstasi, dan cairan yang diduga mengandung
bahan narkotika. Saat diperiksa mereka mengaku mendapat barang-barang haram itu dari Medan.
Tak hanya itu, mereka juga mengatakan kerap menjadi kurir narkoba ke kota lain seperti Surabaya,
Malang, Lombok dan Denpasar. Bayarannya, Rp 10 juta setiap mengirim. Untuk mengelabuhi
pemeriksaan bandara, kelompok itu mengaku melakukan melalui cara memisah dalam jumlah
kecil-kecil lalu disisipkan di antara benda lain dalam tas.
Direktur IV Bareskrim Mabes Polri Brigjen Arman Depari membenarkan adanya operasi khusus di
Banjarmasin. Bahkan, dia mengungkapkan berdasar pemeriksaan terhadap tiga tersangka yang
dibekuk di Banjarmasin, dikirim tim khusus ke Medan. Di sana, tim menangkap Ramadhan Puja
Kusuma dan Kiki di Hotel Grand Aston.
Pada penggerebekan di kamar 1218 itu terjadi perlawanan. RPK tiba-tiba menusukkan sangkur ke
tubuh salah seorang anggota tim. Untung saja, saat itu petugas mengenakan rompi antisenjata
tajam. Karena terus melawan dan dinilai membahayakan jiwa petugas, dia dilumpukan melalui
tembakan api. RPK pun tewas di tempat.
Dari hotel itu, sembari membawa Kiki, tim menuju di Kompleks Perumahan Bukit Hijau Regency,
Medan Selayang. “Di sana Kiki berusaha lari sehingga ditembak dan meninggal dunia,” kata
Arman.
Dari salah satu rumah di Kompleks Bukit Hijau Regency yang konon dimiliki koordinator
kelompok, Mursal (kabarnya berada di Kuala Lumpur, Malaysia), tim menemukan 100 gram sabu.
Barang bukti itu melengkapi temuan di Hotel Grand Aston berupa 2,5 kilogram sabu dan sedikitnya
10.000 butir ekstasi.
Komentar
Posting Komentar