Presiden RI di Sadap
Anggota Komisi I DPR Susaningtyas Kertopati menyatakan Presiden Indonesia akan dimata-matai oleh negara lain."Siapapun
jadi Presiden Indonesia pasti dimata-matai bukan hanya AS, sepanjang di
negara kita ada kepentingan," kata wanita yang akrab disapa Nuning
ketika dikonfirmasi, Minggu (28/7/2013).
dalam aktivitas kenegaraan. "Itulah gunanya kita miliki deteksi dini dari intel kita yang piawai dan mumpuni," kata Politisi Hanura itu.
.Hal
senada juga diungkapkan Anggota Komisi I DPR lainnya Tantowi Yahya. Ia
mengatakan kegiatan penyadapan adalah hal biasa yang dilakukan oleh
negara-negara dalam rangka mendapatkan informasi dari negara yang
menjadi target.
"Australia selalu menjadikan Indonesia sebagai saingan dan ancaman sekaligus," tutur Politisi Golkar itu.
Tantowi
mengatakan dengan terbukanya praktik penyadapan di konfrensi tersebut
semakin memperburuk citra Inggris sebagai negara penyelenggara"Australia harus meminta maaf. Tapi apa iya mereka mau meminta maaf?" tanyanya.
Sebelumnya,
Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, dikabarkan mendapatkan manfaat
dari laporan intelijen Pemerintah Inggris dan Amerika Serikat (AS),
tentang sejumlah pemimpin negara Asia, termasuk Presiden SBY, dalam
pertemuan puncak G20 di London, Inggris pada 2009.
Menurut
pemberitaan The Age, laporan itu kemudian digunakan Kevin untuk
mendukung tujuan diplomatik Australia termasuk kampanye untuk
memenangkan kursi di Dewan Keamanan PBB.
''[Perdana Menteri] Rudd
sangat tertarik dengan laporan intelijen para pemimpin Asia-Pasifik,
diantaranya Yudhoyono, [Perdana Menteri India] Manmoham Singh, dan
[mantan presiden Cina] Hu Jintao," ujar seorang sumber di intelijen
Australia, yang minta dirahasiakan namanya, Minggu (28/7/2013).
"Tanpa
dukungan intelijen yang disediakan oleh AS, kami tidak akan dapat
memenangkan kursi," ujar pihak Departemen Luar Negeri dan Perdagangan
Australia dalam kondisi rahasia.
Dokumen intelijen yang sifatnya
sangat rahasia itu, pertama kali dikirim ke Fairfax Media di bawah
undang-undang kebebasan informasi, dan sempat juga disinggung oleh
whistleblower intelijen AS Edward Snowden.
Snowden mengatakan,
bahwa saat itu intelijen Inggris dan Amerika mentargetkan para pemimpin
asing dan pejabat yang menghadiri pertemuan G20 2009 di London. Mantan Perdana Menteri Australia, Julia Gillard juga telah diinformasikan mengenai informasi tersebut.
Kepala
Divisi Pertahanan, Intelijen dan Berbagi Informasi Australia, Richard
Sadleir pada 17 Juni 2013, bertemu dengan Gillard untuk melaporkan bahwa
dokumen yang dibocorkan oleh Snowden merupakan bukti bahwa Markas
Komunikasi Pemerintah Inggris (GCHQ), mengoperasikan Pemecah kemampuan
intelijen untuk mencegat komunikasi.
Kemampuan pengumpulan
intelijen GCHQ di pertemuan G-20 itu diantaranya dapat menembus sistem
keamanan smartphone BlackBerry delegasi untuk memantau email dan
panggilan telepon.
Selain itu mendirikan warung internet yang
memiliki program intersepsi email dan program mata-mata pasword akses
dunia maya para delegasi (.Ferdinand Waskita)
Komentar
Posting Komentar