Tiap Bulan 4500 di Potong
Status sebagai daerah swasembada
daging sapi ternyata tak membuat Kalsel aman dari krisis daging. Jelang
Idulfitri, kebutuhan masyarakat terhadap daging terus meningkat.
Padahal, produksi daging Kalsel tak mengalami peningkatan.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalsel Saberi Madani mengakui,
produksi daging sapi Kalsel sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Namun, untuk memenuhi kebutuhan daging pada saat ramadan
yang mengalami peningkatan, Kalsel terpaksa meminta tambahan pasokan
dari daerah lain.
"Memang kebutuhan kita cukup, tapi karena menghadapi puasa dan
Idulfitri biasanya peningkatan permintaan, mau tidak mau kita minta
tambahan pasokan ke luar pulau," kata Saberi.
Menurut Saberi, peningkatan permintaan daging Kalsel mencapai 50
persen dari permintaan normal. Biasanya kebutuhan daging per bulan hanya
3 ribu ekor. Namun memasuki ramadan dan jelang Idulfitri, permintaan
meningkat menjadi 4.500 ekor per bulan.
"Yang harus kita pertimbangan kebutuhan kita ini bukan kita sendiri
tapi kebutuhan Kalteng dan Kaltim. Itulah yang mempengaruhi ini
peningkatan kebutuhan Kalsel," ujarnya.
Langkah-langkah mengatasi kelangkaan, Saberi menyatakan pihaknya sudah
berkomunikasi dengan para pemasok sapi untuk menambah pasokan. Hal itu
sudah diperhitungkan dengan meminta pasokan dari Jawa Timur dan NTB.
"Dalam beberapa hari ke depan, sapi dari dua provinsi itu akan masuk ke
Kalsel. Insya Allah tidak ada masalah karena kita sudah MoU, daerah
tersebut menyatakan kesiapannya untuk membantu," cetusnya.
Pengiriman sapi dari luar provinsi tujuan utamanya adalah untuk
menghindarkan Kalsel dari krisis daging. Selain itu, dengan masuknya
daging dari luar diharapkan tidak ada kenaikan harga yang terlalu
tinggi.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalsel
Farida Wariansy tak menampik harga daging di pasaran saat ini sedang
melambung. Hal itu menurut Farida merupakan imbas naiknya harga daging
di daerah lain khususnya Pulau Jawa.
"Karena pedagang kita mendengar harga naik maka harga di sini naik
juga, itu kan hukum pasar seperti itu, sama seperti kasus bawang,"
ucapnya.
Soal antisipasi, Farida mengaku tak bisa berbuat banyak selain
menunggu tambahan pasokan dari luar daerah. Meski demikian, Farida
berharap upaya pemerintah melalui bulog mendatangkan daging impor bisa
berhasil.
"Saya sudah komunikasi dan berharap ada alokasi untuk Kalsel. Dengan
masuknya sapi dari luar daerah dan impor, harapannya bisa mengendalikan
harga," harapnya.
Terkait pelaksanaan pasar murah, Farida menjelaskan pasar murah
digelar khusus menstabilkan harga bahan pokok bukan untuk komoditas
seperti daging.
Sekadar diketahui, pantauan di pasar Beruntung Kota
Banjarbaru, harga daging sudah mencapai Rp110 ribu per kilogram sejak
awal Ramadan tadi. Sebelumnya harga daging masih Rp100 ribu per
kilogram.
Dijelaskan Fitri, seorang pedagang daging, setelah kenaikan memang ada
sedikit penurunan pembeli, seperti hari biasa membawa daging sapi
tersebut sebanyak 25 kilo gram sekarang sejak awal puasa menjadi 20
kilogram saja per hari menjual. “Pengaruhnya di omset saja, ” ujar
Fitri.
Ia pun memprediksi, kenaikan akan terjadi lagi sejak seminggu
menjelang hari raya idul fitri. “Kira-kira sampai Rp130 ribu per
kilogramnya,” tandasnya. (tas/yn/bin)
Komentar
Posting Komentar