Bupati Ngotot Setujui Sawit Rawa HSU
Banjarbaru - Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) Abdul
Wahid mengaku akan tetap memberi izin investasi perusahaan kelapa sawit
di daerahnya meski mendapat penolakan dari sejumlah anggota DPRD dan
masyarakat. Menurut Wahid, adanya perkebunan kelapa sawit akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Sampai sekarang kami tidak pernah tahu kalau ada penolakan dewan.
Yang ada masyarakat sampaikan penolakan ke dewan dan sudah kami
jelaskan," kata Wahid saat ditemui disela melepas jemaah haji HSU di
Asrama Haji Banjarbaru, Kamis malam (19/9).
Diterangkan Wahid, pihaknya berencana memberi izin perkebunan kelapa
sawit di tiga kecamatan yakni Babirik, Danau Panggang, dan Paminggir.
Masyarakat di tiga kecamatan inilah yang menolak investasi.
Masyarakat menolak karena khawatir peliharaan kerbau rawa terganggu
jika di sekitar lahan mereka dibangun perkebunan. Tak hanya itu,
masyarakat juga khawatir potensi ikan sebagai salah satu mata
pencaharian utama masyarakat terganggu. "Kami jamin itu tidak terjadi
(kekhawatiran masyarakat)," tegas Wahid.
Menurutnya, lahan perkebunan nantinya tidak akan berada di jalur
gembala kerbau rawa. Sehingga habitat dan makanan kerbau tetap terjaga.
"Karena lahan kan kita upayakan tidak dalam di jalanan kerbau dan
habitat ikan, intinya jangan khawatir karena kita sedang jalankan misi
kesejahteraan masyarakat," cetusnya.
Wahid menilai, potensi lahan di tiga kecamatan sangat baik untuk
dikembangkan sebagai lahan perkebunan kelapa sawit. Secara topografi,
lahan di tiga kecamatan yang didominasi rawa itu sangat potensial.
Sekadar diketahui, ada 17 ribu hektare lahan yang berpotensi untuk
pengembangan sawit di tiga kecamatan. Dari jumlah tersebut, 11.700
hektare sudah bebas. Dari luasan itu, 1.079 hektare akan diberikan izin
kepada PT Hasnur Jaya Lestari yang merupakan perusahaan dibawah bender
Hasnur Group.
Hasnur sendiri berjanji, setidaknya 35 persen dari total lahan akan menjadi plasma milik masyarakat sekitar.
Wahid menyebut, dengan adanya sawit maka akan ada 4.500 jiwa bisa
sejahtera. Dalam waktu 6 tahun, setidaknya ada 6 ribu jiwa yang
kesejahteraannya akan meningkat. "Kami sudah jelaskan ke semua kepala
desa di tiga kecamatan. Kami yakin masyarakat mengerti," ucapnya.
Jika memang ada masyarakat dan kepala desa yang belum percaya sisi
positif sawit, ia mengajak untuk memantau langsung lahan rawa yang
diubah menjadi perkebunan oleh Hasnur Group di Tapin. "Bupati tidak
mungkin menyengsarakan masyarakat. Buat apa jadi bupati kalau
menyengsarakan," tegasnya. (tas/yn/ram)
Komentar
Posting Komentar