1.000 Warga Adat Lamandau Blokir Perusahaan Sawit
ilustrasi blokir lahan sawit |
Nangabulik - Konflik masyarakat dengan perusahaan kelapa sawit di Kalteng, terus terjadi. Kali ini di Nangabulik, Kabupaten Lamandau.Selama
dua hari yakni sejak Senin sampai Selasa (19/11/2013), jalan menuju
pintu masuk PT Gemareksa Mekarsari (GM) di kabupaten itu diblokir oleh
sekitar seribu warga. Mereka merupakan anggota masyarakat adat Nangabulik yang kesal karena perusahaan dianggap telah terjadi penyerobotan wilayah.
”PT
GM telah menyerobot wilayah masyarakat adat seluas 856 hektare dari
luas izin kordinat HGU yang diberikan pada perusahaan sawit tersebut.
Oleh karenanya masyarakat adat Lamandau meminta wilayah yang telah
digarap tersebut dikembalikan pada masyarakat adat atau komunitas
pewarisnya,” kata Media Relation
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman) Mona Sihombing mengutip
penjelasan Ketua PD AMAN Lamandau Yosep Maran.
Dalam aksi tersebut, masyarakat adat juga menuntut agar PT
GM memenuhi kewajiban membangun kebun rakyat. Berdasarkan Perda
Kalimantan Tengah Nomor 5/2011, perusahaan perkeunan yang memiliki izin
usaha perkebunan (IUP) atau izin usaha perkebunan untuk budidaya (IUP-B)
wajib membangun kebun untuk masyarakat setidaknya seluas 20 persen dari
total luas areal yang diusahakan.
Basis data milik The Land Matrix mencatat, investor sekunder PT GM disebutkan Felda Global Ventures Holdings Bhd dan Lembaga Tabung Haji. Keduanya milik Malaysia dengan kontrak seluas 6.398 hektare.
Pada
Senin (18/11/2013), PD AMAN Lamandau sebelumnya juga melakukan aksi
orasi di depan Kantor Bupati Lamandau. Mereka meminta agar Bupati
Lamandau segera melaporkan PT GM ke kapolres dan Kejaksaaan Negeri
Lamandau.
Kelompok itu juga menuntut agar bupati mencabut izin PT
Gemareksa Mekarsari di Kelurahan Naga Bulik dan Desa Bunut seluas
sekitar 3000 hektare karena tidak memiliki IUP, HGU, dan izin pelepasan
kawasan dari Menteri Kehutanan.
“Manajer perusahaan di lapangan
sudah mengakui dan menyanggupi kebun rakyat itu, namun masih menunggu
keputusan dari manajemen perusahaan di Jakarta,” tutur Yosep.(Bpost/bk)
Komentar
Posting Komentar