'Godfather' Atur RI Terus Impor Bensin dan Solar

Jakarta : Mafia migas konon merupakan mafia tertua di dunia. Mafia migas di Indonesia adalah perantara (trader) antara pemasok-pemasok minyak mentah untuk Pertamina melalui anak perusahaannya, Pertamina Energy Trading Limited (PETRAL).
  
Mafia minyak yang menguasai dan mengendalikan PETRAL adalah Muhammad Riza Chalid. Riza diduga menguasai PETRAL selama puluhan tahun. Para perusahaan minyak dan broker minyak internasional mengakui kehebatan Riza sebagai ‘God Father’ bisnis impor minyak Indonesia. Di Singapura, Muh Riza Chalid dijuluki sebagai ‘Gasoline God Father’.

"Lebih separuh impor minyak RI dikuasai oleh Riza. Tidak ada yang berani melawannya," kata Hendrajit dari Global Future Institute dalam laman facebook miliknya, Mas Hendrajit.

Global Energy Resources milik Riza itu adalah induk dari 5 perusahan, yakni Supreme Energy, Orion Oil, Paramount Petro, Straits Oil dan Cosmic Petrolium yang berbasis di Spore & terdaftar di Virgin Island yang bebas pajak. Kelima perusahaan itu merupakan mitra utama Pertamina. Kelompok Riza cs diduga selalu menghalangi pembangunan kilang pengolahan BBM dan perbaikan kilang minyak di Indonesia. Bahkan penyelesaian PT. TPPI yang menghebohkan karena telah merugikan negara, juga diduga tidak terlepas dari intervensi kelompok Riza cs.

"Riza cs mengatur sedemikian rupa agar negara RI tergantung oleh impor bensin dan solar. INGAT…! Impor bensin & solar kita 200 juta barel per tahun," tulis Henrajit lagi.

Hendrajit mengungkapkan, orang yang disebut-sebut berada di belakang Riza adalah Bambang Trihatmodjo, Rosano Barrack dan seterusnya, yang tak lain adalah keluarga dan Genk Cendana. Saat ini bukan hanya PETRAL yang menjadi 'boneka' Riza cs, tetapi juga Pertamina.

"Semua Direksi Pertamina sekarang pro mafia minyak PETRAL," tulis Hendrajit.

Kenapa kekuasaan Riza bisa sangat kuat mencengkeram? Hendrajit menulis sejak Dahlan Iskan meneriakkkan 'bubarkan PETRAL ', mafia minyak bergerak cepat, lalu melakukan konsolidasi masuk ke Cikeas, Istana dan Lapangan Banteng (Depkeu). Bagaimana cara Riza cs menusuk Istana, Cikeas dan Lapangan Banteng?

Riza dekat dengan bekas pejabat di sektor Migas dan orang dekat Istana. Lewat keduanya, Riza masuk ke lingkaran kekuasaan. Riza cs sering berkunjung ke Cikeas untuk mengamankan praktek mafia di impor minyak Pertamina.

"Tentu saja tidak ada makan siang yang gratis," tulis Hendrajit.

Selain di jajaran elit politik, Riza cs juga sangat dekat dengan pejabat penting di Perusahaan Hulu Migas. Sang pejabat dipasang untuk mengamankan kontrak-kontrak pembelian minyak impor dari mafia minyak. Dahlan Iskan yang meminta Pertamina membeli minyak secara langsung, justru diserang balik oleh Direksi Pertamina bahwa Pertamina harus membeli via broker.

"Dulu ada broker besar lain ingin mendapatkan jatah impor minyak dari PETRAL/Pertamina. Dia datang ke Spore. Dirut PETRAL menyambut kedatangan pengusaha itu. Intinya PETRAL siap berikan ‘jatah’ ke pengusaha itu," katanya. [dem rmol]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. MBN Diduga Sebagai Penadah Batu Bara Ileggal

Reka Ulang Pembunuh Bos Rental Alat Berat

WARGA ADHYAKSA GREBEK OKNUM ANGOTA DPRD BANJARMASIN