Keracunan Massal Di Batulicin Terungkap
Teka teki penyebab keracunan massal
yang dialami puluhan warga Desa Mantawakan Mulya Kecamatan Mantewe,
akhirnya terungkap. Penyebabnya, makanan yang di konsumsi saat berbuka
puasa mengandung bakteri berbahaya, Staphylococcus Aureus.
Kepala Dinas Kesehatan Tanbu Ambo Sakka melalui Kabid PMK
(Penanggulangan Masalah Kesehatan) Mohammad Yamin Badroen mengatakan,
berdasarkan hasil penelitian dari laboratorium di Balai Besar Tekhnologi
Kesehatan Lingkungan dan Pencegahan Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru,
sesuai Penyelidikan Epidemiologi (PE) makanan yang terkontaminasi adalah
kare ayam positif mengandung bakteri Staphylococcus Aureus.
“Mengandung bakteri pada masakan kare ayamnya,” jelasnya, kemarin.
Dinas Kesehatan Tanbu langsung mengunjungi warga Desa Mantawakan Mulya
untuk memberikan penyuluhan tentang penyebab keracunan tersebut.
“Alhamdulillah kondisi warga sendiri paska di rawat di rumah sakit
sudah sehat, walaupun masih ada yang badannya lemah karena sebelumnya
mengalami sakit diare,” jelasnya seraya mengatakan warga tidak ada yang
dendam dengan Anwar karena menganggap ini sebagai musibah.
Menurut keterangan Anwar kepada petugas kesehatan, ayam kampung yang
disembelih untuk hajatan berbuka puasa bersama tersebut dalam kondisi
sehat.
“Ayam kampungnya milik Anwar sendiri. Bumbu karenya yang dia beli dari pasar di Kecamatan Simpang Empat,” jelas Yamin.
Sekadar mengingatkan, keracunan massal yang dialami oleh puluhan warga
Desa Mantawakan Mulya Kecamatan Mantewe ini terjadi, Rabu (16/7).
Sehari sebelumnya warga berbuka puasa bersama di rumah bendahara desa
bernama Anwar (58). Sebanyak 72 pasien terpaksa di rawat di RSUD Tanah
Bumbu. Rata-rata pasien mengeluh sakit diare, muntah-muntah dan sakit
perut. Dalam musibah tersebut, satu orang meninggal dunia atas nama Siti
Aisyah (45).
Kabid PMK (Penanggulangan Masalah Kesehatan) Mohammad Yamin Badroen,
korban Siti Aisyah meninggal karena kelalaian dari pihak keluarganya.
Padahal, kata dia, bidan sudah memintanya untuk dirujuk ke RSUD Tanah
Bumbu. Tapi oleh keluarganya hanya diobati dengan cara pengobatan
kampung di Kecamatan Simpang Empat.
“Saran bidan tidak diindahkan pihak keluarga. Padahal kalau dirujuk ke
rumah sakit mungkin nyawanya bisa terselamatkan,” ujarnya.
Paska kejadian itu, Satreskrim Polres Tanbu sudah meminta keterangan 5
orang saksi, termasuk Anwar. Namun, sampai saat ini polisi belum
menetapkan satupun tersangka.
Pemeriksan saksi lanjutan sempat dihentikan dengan alasan masih
menunggu hasil laboratorium untuk mengetahui penyebab keracunan
tersebut. Namun Kasat Reskrim Polres Tanbu AKP Ronaldo Siregar Sik,
menjanjikan kasusnya akan tetap berlanjut.
“Saksi lain akan dipanggil. Tapi kami masih menunggu hasil lab untuk
mencari tahu apa penyebabnya,” jelas Kasat Reskrim Polres Tanbu AKP
Ronaldo Siregar Sik,usai mengikuti gelar pasukan (kry/yn/bin)
Komentar
Posting Komentar