Lagi, Dua Polisi Ditembak Mati di Tanggerang Selatan

Tangerang -- Pelaku teror terus menargetkan polisi sebagai sasaran. Kali ini dua orang anggota polisi ditembak mati di Pondok Aren, Tangerang Selatan.
 "Kejadiannya pada Jumat pukul 22.00 tadi telah terjadi penembakan oleh orang tak dikenal di Jl. Graha Raya depan Masjid Bani Umar Kelurahan Prigi Baru Kemacatan Pondok Aren," kata seroang sumber di lingkungan Densus 88/Polri.
    Headline Ilustrasi Penembakan
Korbannya adalah Aiptu Kus Hendratno dan Bripka Ahmad Maulana, anggota Bimas Polsek Pondok Aren.
"Korban informasi meninggal dunia dan kini di RS. Primer Bintaro. Kejadiannya dua anggota Polri tersebut berboncengan dalam rangka patroli kewilayahan peringatan malam 17 Agustus," bebernya.

Pada saat kejadian, salah satu korban, Aiptu Kus Hendratno menuju Polsek, dihampiri dari belakang oleh dua orang tak dikenal yang mengendarai motor. Mereka menembak korban dari belakang.

Sebelum penembakan ini, telah terjadi pula insiden penembakan terhadap Aiptu Dwiyatna. Ia tewas ditembak di depan RS Sari Asih, Jalan Otista Raya, Kelurahan Sasak Tinggi, Ciputat, Tangsel Rabu, 7 Agustus lalu.

Sebelumnya, terjadi pula penembakan terhadap Aipda Fatah Saktiyono menderita luka tembak di Jalan Cirendeu Raya, Tangsel, pada Sabtu (27/7) lalu.

Dalam peristiwa yang menimpa Aiptu Dwiyatna pelaku menggunakan pistol kaliber 99 MM karena polisi berhasil menemukan proyektil yang bersarang di tubuh korban.

"Kita duga kuat ini amaliyah kelompok Abu Roban. Mereka menyakini bulan Ramadan ini adalah bulan suci untuk berjihad versi mereka. Kita melakukan beberapa operasi terkait Abu Roban di daerah itu pada Mei lalu, " imbuh sumber di Densus 88/Antiteror sebelumnya.

Abu Roban alias Bambang Nangka adalah pemimpin halaqah Ciledug, Tangsel yang tertembak mati di Kendal, Jawa Tengah dalam operasi kontrateror yang digelar Densus 88 pada Mei lalu.

Dia dan kelompoknya yang memproklamirkan dirinya sebagai Mujahidin Indonesia Barat diduga kuat bertanggungjawab atas serangkaian aksi teror khususnya fai atau mengumpulkan harta benda untuk keperluan jihad.

Misalnya terlibat perampokan toko emas di Tambora, terkait bom Beji, terkait perampokan beberapa bank di Jawa Tengah hingga Lampung, dan mengirim hasil rampokan tersebut kepada kelompok Mujahidin Indonesia Timur dibawah pimpinan Santoso di Poso .

Mereka mendapatkan persenjataan dari kelompok Abu Omar yang menyelundupkan senjata ke Indonesia dari Filipina.(BeritaSatu)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. MBN Diduga Sebagai Penadah Batu Bara Ileggal

Reka Ulang Pembunuh Bos Rental Alat Berat

WARGA ADHYAKSA GREBEK OKNUM ANGOTA DPRD BANJARMASIN