Rizal Mallarangeng akan Bongkar Kejanggalan Hasil Audit BPK

 Kubu Demokrat Berang Komentar Rizal Mallarangeng

Rizal Mallarangeng meradang kakaknya yang juga mantan Menpora Andi Mallarangeng didsebut menerima aliran dana dari PT Adhi Karya sebesar Rp 600 juta untuk pemenangan dalam Kongres Demokrat di Bandung pada 2010.

Hal itu tercantum dalam hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan atas proyek Pusat Pendidikan Pelatihan serta Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Ketua DPP Partai Golkar ini pun menyebut hasil audit BPK yang kemarin sudah diserahkan ke DPR dan KPK itu abal-abal. Karena menurutnya banyak yang tidak beres dalam proses audit tersebut.

Makanya, Senin besok, Rizal akan membongkar kejanggalan-kejanggalan yang ada di dalam hasil audit itu di kantor Freedom Institute, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. “Detailnya nanti Senin (disampaikan),” demikian ujar Rizal saat dihubungi  (Sabtu, 24/8). 
Dalam salinan hasil audit yang beredar di kalangan wartawan disebutkan, pada April 2010 WM alias Wafid Muharam yang saat itu menjabat Sekretaris Kemenpora mengaku ditelepon seseorang berinisial MNS, diduga Mahyudin NS, Ketua Komisi X waktu itu, yang juga kader Demokrat.

Kepada auditor, Wafid mengaku diminta mencari dana oleh MNS sebesar Rp 500 juta untuk pemenangan Andi di Kongres Demokrat. Wafid mendapat uang itu dari PT Adhi Karya (AK) lewat Teuku Bagus Muhammad Noor (TBMN) yang diberikan dengan bukti kuitansi.

Tidak sampai di situ, dalam dokumen itu juga disebutkan ada tambahan permintaan dana sebesar Rp 100 juta. Uang itu kemudian diantarkan dalam tas hitam untuk MNS di Bandung.

Rizal menyatakan, sebenarnya sebagian isi hasil audit itu bagus, karena ditemukan aliaran dana ke DPR. Namun, khusus untuk aliran dana kepada Andi, dia melihat BPK terlalu memaksakannya.

“Itu bukan hasil audit, tapi wawancara biasa. Itu hanya pengakuan Wafid yang katanya diminta uang oleh Mahyudin, tapi tidak pernah ada klarifikasi,” tegasnya.

Rizal lalu membandingkan hasil kerja auditor BPK tersebut dengan wartawan. Menurutnya, saat membuat berita wartawan selalu mencari klarifikasi pada orang yang diberitakan. Kenapa BPK yang merupakan lembaga tinggi negara menyajikan hasil audit tanpa klarifikasi.

Padahal, kalau BPK minta klarifikasi kepada Andi, Rizal memastikan kakaknya akan bersedia. “Pastilah (bersedia). Dalam audit mau saja,” ucapnya.

Menurut Rizal, dalam pengakuan ke auditor, bisa saja Wafid mengarang. Sebenarnya uang tersebut dimanfaatkan sendiri atau bersama dengan MNS. Sayangnya, BPK malah menganggap ucapan Wafid sebagai kebenaran. [zul/mn]
--------------
Rizal Mallarangeng will Unloading BPK Audit Irregularities

Rizal Mallarangeng inflamed her brother who is also a former Andi Mallarangeng called the flow of funds received from Adhi Karya Company Limited amounting to Rp 600 million for winning the Democratic Congress in Bandung in 2010.

It was listed in the BPK audit results on Training and Education Center project National Sports School in Bukit Hambalang, Bogor regency, West Java.

DPP Golkar Party chairman also mentioned that yesterday audit reports have been submitted to the Parliament and the Commission was Abal Abal or unclear. Because he thinks a lot has gone wrong in the audit process.

So, next Monday, Rizal would dismantle the existing irregularities in the results of the audit in the office of Freedom Institute, Jalan Proclamation, Central Jakarta. "The detail later on Monday (submitted)," he said when contacted Rizal (Saturday, 24/8).
In a copy of the audit results were circulated among the journalists mentioned, in April 2010, aka WM Wafid Muharam who was then Secretary of the Ministry of youth and sports call from someone claiming initials MNS, allegedly Mahyudin NS, at the time Chairman of the Commission X, which is also the cadre of Democrats.
To the auditor, Wafid claimed by MNS asked for funds of Rp 500 million for winning Andi Democrats in Congress. Wafid got the money from PT Adhi Karya (AK) through Good Teuku Muhammad Noor (TBMN) given with proof of receipt.
Do not stop there, the document also mentioned that there is additional demand for funds amounting to Rp 100 million. The money is then delivered in a black bag for MNS in Bandung.

Rizal declared, in fact most of the contents of the audit that's good, because it was found aliaran funds to the House. However, for the flow of funds to Andi, he saw CPC too demanding it.

"It was not the result of the audit, but the usual interview. It's just an acknowledgment that he requested money Wafid by Mahyudin, but there was never any clarification, "he said.

Rizal then compare the results of the BPK auditors work with reporters. According to him, while making the news reporters are always looking for clarification on the reported. Why CPC is a high state presents the results of an audit without clarification.

In fact, if the CPC asked for clarification to Andi, Rizal sure her brother would be willing. "It must be (willing). In the audit would, "he said.

According to Rizal, in recognition to the auditors, could have concocted Wafid. Actually, the money is used alone or in conjunction with MNS. Unfortunately, CPC Wafid even consider saying as truth.(MN-Zul)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. MBN Diduga Sebagai Penadah Batu Bara Ileggal

Reka Ulang Pembunuh Bos Rental Alat Berat

WARGA ADHYAKSA GREBEK OKNUM ANGOTA DPRD BANJARMASIN