DPRD Papua Curi Dana Bansos Rakyatnya
![DPRD Papua mengambil dana Bansos untuk kepentingan pribadi. [SP/Gusti Lesek]](http://www.suarapembaruan.com/media/images/medium2/20131024074845522.jpg)
Menurut laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Bada Pemeriksa Keuangan (BPK) RI atas laporan keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Papua Tahun 2012, dana bansos itu diterima para anggota DPR Papua. Jumlahnyaberbeda-beda antar anggota. Mulai dari puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Alasan kenapa anggota DPR Papua menerima Bansos yang berbeda pula. Ada yang menerima Bansos untuk biaya studi anak, biaya penyelesaian rumah tinggal, dan juga biaya berobat hingga ke luar negeri.
Praktisi hukum Papua, Steve Waramori SH kepada wartawan di Jayapura, Rabu (23/10) sore, mengatakan, pemberian bantuan sosial pada anggota DPR Papua adalah suatu bentuk pelanggaran hak rakyat yang sangat besar.
Menurut Steve, sungguh keterlaluan seorang anggota DPR Papua yang semua keperluannya sudah dibiayai oleh uang rakyat dengan mewahnya, masih juga mengambil dana Bansos yang seharusnya hak masyarakat kecil.
"Yang lebih mengenaskan adalah dana Bansos yang mereka terima bersumber dari dana di Sekretariat Daerah Papua, padahal dana mereka ada di Sekretaris Dewan. Ini mana yang salah, anggota dewan yang terima atau Sekda yang salah memberikan? Kasihankan masyarakat Papua yang masih hidup jauh dibawah kemiskinan, juga proposal masyarakat yang memang membutuhkan pertolongan," kata Steve Waramori.
Ditegaskannya, penegak hukum harus menuntaskan temuan BPK Adapun nama-nama anggota DPR Papua penerima dana Bansos Papua antara lain mantan Ketua DPR Papua Jhon Ibo, Ina Kudiai Carolus Bolly, Ruben Magai, Wakil Ketua DPR Papua Yunus Wonda.
Sementara itu Carolus Bolly, salah satu anggota DPR Papua yang namanya tertera menerima dana Bansos Papua, saat dikonfirmasi mengakui sempat menerima dana tersebut dari Sekda Papua dan kini sedang mengurus pengembaliannya.
"Benar ada dana Bansos yang kami terima. Dana itu ada yang sudah kembalikan dan saat ini sedang mengurus pengembalian dan sedang membuat laporan pertanggungjawaban penggunaannya," ujar Carolus.
Lebih ironis lagi pada tanggal 12 Juli lalu Gubernur Papua Lukas Enembe di Kantor Gubernur Papua membakar 18 ribu proposal masyarakat yang mungkin ada yang benar benar membutuhkan bantuan.
“Mau bilang apa rakyat kecil tetaplah rakyat kecil,”kata Steve.(sp/bk)
Komentar
Posting Komentar