Kearifan Lokal Harus Dipelihara dan Disumbangkan Bagi Peradaban Dunia

Presiden SBY menyampaikan sambutan, usai menerima gelar adat Tutuha Banua nang Batuah dari Lembaga Budaya Banjar di Kediaman Gubernur Kalsel, Banjarmasin, Kamis (24/10) pagi. (foto: abror/presidenrii.go.id)Banjarmasin -  Presiden mengingatkan bahwa nilai-nilai keunggulan dan budaya positif warisan nenek moyang kita merupakan kearifan lokal yang harus diapresiasi, dipelihara, dan disumbangkan bagi peradaban dunia.

"Kita harus dapat memilah dan memilih budaya yang tepat dan sesuai dengan karakter dan jati diri bangsa kita," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutannya saat pengukuhan gelar kehormatan adat Banjar, di Gedung Mahligai Pancasila, kompleks kediaman Gubernur Kalsel, Banjarmasin, Kamis (24/10) siang.

Gelar kehormatan adat Banjar 'Tutuha Banua nang Batuah' yang diterimanya, ujar Presiden SBY, menjadi pendorong dan motivasi tekad, semangat, dan darma bakti dalam memberikan pengabdian terbaik kepada masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

"Anugerah Gelar Adat Budaya Banjar yang diberikan kepada saya ini pada hakikatnya saya persembahkan kepada seluruh rakyat Indonesia," SBY menambahkan.

Menurut Presiden SBY, Kongres Budaya Banjar ke-3 yang dimulai hari ini mempunyai tujuan mulia untuk memelihara, melestarikan, dan mengembangkan adat budaya Banjar. "Semoga dapat menjadi wahana pelestarian dan pewarisan nilai-nilai budaya Banjar yang luhur dan mulia," kata SBY.

Presiden menjelaskan, kebudayaan bangsa Indonesia menjadi muara perpaduan dari tiga kebudayaan besar dunia, yaitu kebudayaan Timur, Islam, dan Barat. Perpaduan tersebut mewariskan identitas yang sarat dengan nilai, sistem sosial, serta seni dan budaya yang khas dan kaya ragam.

"Identitas bangsa yang membanggakan itu harus terus kita bina dan kita tumbuhkembangkan sebagai potensi untuk menjadi negara dan bangsa yang maju, terhormat, dan bermartabat," Presiden mengingatkan.

Kepada peserta, Presiden SBY mengajak untuk menjadikan kongres ini sebagai sarana untuk melestarikan nilai-nilai kebudaayaan Banjar. "Mari kita manfaatkan kongres ini untuk memastikan bahwa masyarakat Banjar yang tersebar di seluruh tanah air dapat terus memelihara, menumbuhkan, dan melestarikan tradisi dan budaya Banjar yang khas, unik, dan religius," SBY berpesan.

Masyarakat Banjar tidaklah boleh membiarkan budayanya tergerus oleh budaya global. "Kita harus tetap memiliki identitas dan jati diri, baik sebagai warga Banjar maupun warga negara Indonesia yang dikenal dunia memiliki Bhinneka Tunggal Ika," SBY menegaskan.

Presiden mengakhiri sambutannya dengan berpantun. "Bunga selasih yang tumbuh di tanah datar tidak pernah layu. Terima kasih saudara-saudara masyarakat Banjar, thank you," ujar Presiden SBY. (yun/bk)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. MBN Diduga Sebagai Penadah Batu Bara Ileggal

Reka Ulang Pembunuh Bos Rental Alat Berat

WARGA ADHYAKSA GREBEK OKNUM ANGOTA DPRD BANJARMASIN