Takut Terganggu, DPRD Kalsel Bahas APBD Dari Malam Hingga Dinihari
DPRD Kalsel |
Banjarmasin- Entah tak ingin terganggu atau mungkin karena jadwal dewan yang padat,
sehingga pembahasan rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
2014 selalu dilaksanakan pada malam hari hingga larut malam oleh Badan
Anggaran (Banggar) DPRD Kalsel
Wakil Ketua DPRD Kalsel Riswandi mengakui bahwa pembahasan rancangan APBD 2014 sering dibahas malam hari hingga larut malam. Pembahasan rancangan APBD 2014 ini sudah dilaksanakan sekitar 1,5 bulan lalu.
Wakil Ketua DPRD Kalsel Riswandi mengakui bahwa pembahasan rancangan APBD 2014 sering dibahas malam hari hingga larut malam. Pembahasan rancangan APBD 2014 ini sudah dilaksanakan sekitar 1,5 bulan lalu.
Untuk pembahasan di tingkat komisi memakan waktu sekitar 1 bulan
kemudian dibahas di Banggar sekitar seminggu, hingga akhirnya kemarin
disetujui. “Pembahasan rancangan anggaran ini biasanya dilakukan mulai
pukul 20.00 Wita sampai 01.00 Wita dinihari. Malam tadi (kemarin)
akhirnya dicapai kesepakatan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan
Plafon Anggaran (PPA) 2014,” ujarnya.
Diungkapkannya, saat ini agenda
dewan sedang sibuk atau padat sehingga perlu diatur waktu secara
maksimal agar tugas yang dijalankan dewan bisa berjalan dengan baik dan
lancar. Kesibukan dewan mencakup pembahasan Raperda, perubahan tata
tertib dewan, dan pembahasan lainnya. “Semua agenda dewan sangat penting
jadi perlu diatur waktunya dengan baik,” bebernya.
Riswandi mengatakan, dalam pembahasan rancangan APBD (kemarin) ada beberapa bidang yang perlu peningkatan anggaran dan ada juga yang dikurangi anggarannya untuk efisiensi anggaran.
Perbandingan struktur APBD 2013 dan APBD 2014 yaitu:
Perbandingan struktur APBD 2013 dan APBD 2014 yaitu:
1. pendidikan
naik 7,96 persen dari Rp1.002.801.873.850 menjadi Rp1.082.666.026.568,
2. kesehatan naik 50,62 persen dari Rp593.204.167.800 menjadi
Rp893.498.258.650,
3. pendidikan kesehatan naik 23,82 persen dari
Rp1.596.006.041.650 menjadi Rp1.976.164.285.218,
4. infrastruktur naik
27,01 persen dari Rp531.476.460.800 menjadi Rp675,015.562.600.
5. ekonomi dan lingkungan hidup naik 7,76 persn dari Rp241.505.136.750 menjadi Rp260.249.702.380
6. sosial,
budaya, dan pemerintahan Lainnya turun 2,19 persen dari
Rp351.125.236.800 menjadi Rp343.420.034.002.
“Jadi total APBD naik 14,79
persen dari Rp4.551.706.036.000 menjadi Rp5.244.735.927.200 .
Yang membanggakan untuk PAD sangat meningkat. Komponen PAD sekarang
mencapai 63,44 persen dan dana perimbangan sekitar 29,01 persen. “Kalau
dibandingkan maka kita sudah mampu untuk membiayai diri kita sendiri.
PAD kita sangat besar bahkan kita masuk dalam 5 besar untuk PAD selain
Kaltim, DKI Jakarta, dan Riau,” ujar Riswandi.
Ada pun komponen PAD diantaranya pajak daerah sekitar 89,5 persen,
retribusi daerah 0,51 persen, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan sekitar 1,14 persen, lain-lain PAD yang sah 9,20 persen.
“Untuk bagi hasil kabupaten/kota juga cukup besar sekitar 1,3 triliun
yang dibagikan,” timpalnya. (hni/bk)
Komentar
Posting Komentar