Pernyataan keras Abraham Samad di hadapan SBY

Jakarta -  Dalam peringatan Hari Anti korupsi Sedunia ke-10 kemarin, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad diberi kesempatan berpidato di Istana Negara, Jakarta. Di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan sejumlah pejabat negara, Abraham tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.

Dia mengeluarkan semua unek-uneknya terkait upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Saking lepasnya, dia pun tak risau jika harus berbicara keras di hadapan SBY dan sejumlah petinggi negeri ini. Beruntung, SBY sebagai tuan rumah mengaku senang dengan ucapan keras Abraham.

4 pernyataan keras Abraham Samad  dihadapan SBY:

1. Kekayaan Negara Kita di Jarah Oleh Pihak - Pihak Yang Rakus


Abraham Samad mengaku sedih dengan meningkatnya kasus korupsi di Tanah Air, sehingga mewarnai berbagai pemberitaan di berbagai media. Dia juga menyesalkan karena kasus-kasus tersebut telah merusak sekaligus mengusik Indonesia sebagai negara yang bermartabat.

"Kita tahu bahwa dulu musuh terbesar kita adalah penjajahan, namun setelah 68 tahun kita merdeka, kekayaan negara kita dijarah oleh pihak-pihak yang rakus dan tidak bertanggung jawab. Singkatnya kita sedang dijajah oleh bangsa sendiri," tegas Abraham.

2. KPK Tidak Bisa Dipengaruhi Oleh Siapapun

Di hadapan Presiden SBY dan sejumlah pejabat negara, Abraham menegaskan KPK tidak bisa diintervensi oleh siapa pun. Hal ini seakan menegaskan kepada mereka yang hadir agar jangan pernah sekali-sekali mencoba mempengaruhi KPK.

"KPK tidak bisa terpengaruh dan tidak bisa dipengaruhi oleh siapa pun juga. KPK juga tidak bisa dipaksa, kenapa si A ditangkap ke si B tidak," tegas Abraham.

3. Semua Sama Dimata Hukum, Tak Peduli Keluaraga Siapapun
 
Di hadapan SBY dan pejabat negara, kemarin Abraham Samad menegaskan setiap warga negara sama kedudukannya di mata hukum. Karenanya, KPK akan memproses semuanya sesuai aturan dan prosedur hukum, tanpa memandang keluarga siapa yang diproses.

"Kami sampaikan, segala sesuatu ada prosedur dan aturan hukumnya. Kita semua sama kedudukannya di mata hukum tidak peduli keluarganya siapa," tandasnya dalam acara di Istana Negara, Jakarta, Senin (9/12).

Pernyataan 'tidak peduli keluarga siapa' yang dilontarkan Abraham seolah berkaitan dengan isu belakangan ini di mana keluarga SBY mulai disebut-sebut terkait dalam kasus dugaan korupsi Hambalang dan SKK Migas.

4. Kami Dituntut Sebagai Malaikat

Abraham Samad bercerita KPK terkadang harus melewati masa-masa memilukan, saat harus memproses hukum orang yang dulu berada dekat dengan mereka. Namun, semua harus dilakukan demi tegaknya hukum. KPK pun dituntut sebagai malaikat.

"Sebagai KPK kami dituntut sebagai malaikat. Coba anda bayangkan orang yang kita kenal dan pernah bersama-sama harus diproses hanya karena perbuatannya," ungkapnya.

Abraham juga mengungkapkan tuntutan-tuntutan yang besar dari pihak luar terkait kinerja KPK, tanpa melihat usia lembaga itu yang baru 11 tahun.

"KPK masih kanak-kanak yang beranjak dewasa. Tapi KPK dituntut bekerja secara profesional seperti orang dewasa, ini tantangan KPK," ujar Abraham.(M.com/bk)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WARGA ADHYAKSA GREBEK OKNUM ANGOTA DPRD BANJARMASIN

PT. MBN Diduga Sebagai Penadah Batu Bara Ileggal

Perwira Polda Kalsel Bergeser