PT. MBN Diduga Sebagai Penadah Batu Bara Ileggal

Crusser PT.MBN di Jetty Abidin

Batulicin - PT.Mofatama Bangun Nusa perusahaan asal Jakarta yang dikenal sebutan MBN atau Mofatama, perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan, bekerja di IUP-OP PT.MBN desa Sinar Bulan kecamatan Satui, Tanah Bumbu, masuk sejak 2010, beberapa bulan akhir ini sudah tidak beraktifitas lagi alias ” Mati Suri” karena adanya proses hukum IUP disebelahnya IUP-OP PT.MJAB,saat ini beralih profesi sebagai ” Penadah Batubara ” hasil kegiatan peti di daerah Jombang, Alamunda,PKP2B Arutmin ,PT.Borneo Indo Bara dan sekitarnya.

Berdasarkan informasi masyarakat dan pengakuan dari para pelaku peti,bahwa batubara mereka dibeli oleh PT.MBN dipelabuhan Abidin Jetty Nol, kordinat 3.45’56.6″ S 115.26’52.2 E.

” Tambang Mofatama sih ga jalan pa yang di Sinar Bulan, ini batu dari luar semua,daerah Jombang dan Alamunda, rata-rata sih dari BIB. Mereka mengunakan surat kirim terbang, Indoku,HBP, MIR atau PPM”, ujar warga yang ditemui di Alamunda.

” Kata orangnya Mofatama sih, mereka kontrak dan kirim batubara untuk ke PLN Batubara di jawa, sudah lebih dari 2 kali pengapalan (tongkang) dan salah seorang suplayer mereka untuk peti ke Mofatama adalah group kordinasi si Anto, yang saat ini diperiksa di Polda Kal-Sel pa”, tambahnya.

” Gimana peti ga berani pa, mereka loding aja ditungguin sama security dan PM, yang biasa pake mobil dinas itu. Dan yang menerima batu dipelabuhan kan ada,jadi aman lah”.

” Kalo itu jelas penadah,sesuai dengan KUHPidana pasal 480,terutama pasal (2) yang berbunyi : menarik keuntungan dari hasil suatu benda yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan”, ungkap Saprudin Laope. S.Kom SH, sekjen LSM Komando Pejuang Merah Putih ( KPMP ) Marcab Tanah Bumbu.

” Dan dari laporan serta hasil investigasi dilapangan, kegiatan pertambangan PT. Mofatama Bangun Nusa di Satui, masih banyak meninggalkan banyak masalah, terutama kewajiban-kewajiban dimasyarakat setempat, lingkungan, desa dan Pemerintah terutama dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Ya menurut saya sih, dari pada duitnya untuk beli batubara dan jadi penadah hasil peti, yang jelas berurusan dengan hukum, ya lebih baik untuk selesaikan kewajibannya dan tanggung jawabnya”,tambahnya.

Pemberantasan peti atau ilegal mining harus serempak baik di hulu dan dihilir, ilegal mining akan tetap berjalan dan hidup selama masih ada para pelaku penadah hasil kejahatan dimana merekalah sebagai pemicu. Hasil operasi ilegal mining terdahulu ( 11-12/12) oleh Satuan Polres Tanah Bumbu dan Polsek Satui gabungan berhasil mengamankan 11 unit alat berat jenis exsavator, 9 unit parkir di PT.SIS subcon PT.BIB Alamunda dan 2 unit dikirim ke Polres Tanah Bumbu, hal ini dibenarkan oleh Kapolsek Satui Akp. Ade Ramdani.(btlcn.com/bk)